1. Pendahuluan[kembali]

Banjir merupakan bencana hidrometeorologi yang paling sering melanda Indonesia, menimbulkan dampak merusak yang signifikan, terutama di kawasan pemukiman padat penduduk. Frekuensi dan intensitas kejadian banjir diperkirakan akan semakin meningkat akibat kombinasi faktor perubahan iklim, degradasi lingkungan (seperti penggundulan hutan dan penyempitan daerah resapan), serta pesatnya urbanisasi yang seringkali kurang memperhatikan tata ruang dan drainase berkelanjutan.

Pemukiman penduduk, sebagai pusat aktivitas kehidupan masyarakat, menjadi area yang paling rentan. Kerusakan infrastruktur rumah tinggal, fasilitas umum (sekolah, puskesmas), gangguan akses transportasi, kontaminasi sumber air bersih, hingga ancaman terhadap keselamatan jiwa dan harta benda warga merupakan konsekuensi langsung yang sering terjadi.

Sistem peringatan dini konvensional yang ada seringkali memiliki keterbatasan, seperti informasi yang kurang akurat, tidak tepat waktu, atau tidak menjangkau seluruh lapisan masyarakat secara efektif, sehingga waktu berharga untuk evakuasi dan mitigasi menjadi terbuang. Oleh karena itu, pengembangan dan implementasi Sistem Peringatan dan Penanganan Dini Banjir yang terintegrasi, real-time, dan berbasis komunitas di kawasan pemukiman menjadi suatu keharusan dan kebutuhan mendesak. Sistem ini dirancang untuk memberikan informasi ancaman banjir secara lebih cepat, akurat, dan mudah dipahami, sehingga memungkinkan pemerintah setempat, lembaga penanggulangan bencana, dan warga masyarakat itu sendiri untuk mengambil langkah-langkah antisipatif dan penanganan segera guna meminimalkan korban jiwa, kerugian material, dan mempercepat pemulihan pasca bencana.

2. Tujuan [kembali]

Tujuan dari perancangan sistem deteksi peringatan banjir di pemukiman adalah untuk:

1.     Memenuhi syarat untuk modul 4 Praktikum Mikroprosesor & Mikrokontroler

2.     Mendeteksi adanya potensi banjir di pemukiman warga

3.     Memberikan peringatan dini kepada warga

4.     Mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian harta benda

5.     Mendukung tindakan cepat oleh pihak berwenang

6.     Meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat


3. Alat dan bahan [kembali]

a.     Alat

·       Solder

b.     Komponen

·       Rapsberryy Pi Pico

·       STM32

·       Breadboard

·       LED

·       LCD I2C 2x16

·       Sensor Ultrasonik

·       Rain sensor

·       Touch sensor

·       Resistor

·       Buzzer

·       Jumper

·       ST-Link

 

4.Dasar teori [kembali]

1.     PWM (Pulse Width Modulation)

PWM (Pulse Width Modulation) adalah salah satu teknik modulasi dengan mengubah lebar pulsa (Duty Cycle) dengan nilai amplitudo dan frekuensi yang tetap. Satu siklus pulsa merupakan kondisi high kemudian berada di zona transisi ke kondisi low. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi. Duty Cycle adalah perbandingan antara waktu ON (lebar pulsa High) dengan perioda. Duty Cycle biasanya dinyatakan dalam bentuk persen (%).



       Duty Cycle = tON / ttotal

       tON = Waktu ON atau Waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi tinggi (high atau 1)

       tOFF = Waktu OFF atau Waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi rendah (low atau 0)

       ttotal = Waktu satu siklus atau penjumlahan antara tON dengan tOFF atau disebut juga dengan “periode satu gelombang”

 

2.     ADC (Analog to Digital Converter)

ADC atau Analog to Digital Converter merupakan salah satu perangkat elektronika yang digunakan sebagai penghubung dalam pemrosesan sinyal analog oleh sistem digital. Fungsi utama dari fitur ini adalah mengubah sinyal masukan yang masih dalam bentuk sinyal analog menjadi sinyal digital dengan bentuk kode- kode digital. Ada 2 faktor yang perlu diperhatikan pada proses kerja ADC yaitu kecepatan sampling dan resolusi.

Kecepatan sampling menyatakan seberapa sering perangkat mampu mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk sinyal digital dalam selang waktu yang tertentu. Biasa dinyatakan dalam sample per second (SPS). Sementara Resolusi menyatakan tingkat ketelitian yang dimilliki.

 

3.     Mikrokontroler

Kami menggunakan Raspberry Pi Pico dan STM32 sebagai mikrokontroller dikarenakan keduanya dapat memisahkan tugas masing masing dan dapat mengakses komponen dengan tergangan operasional yang berbeda pula.

a.     Raspberry Pi Pico

Raspberry Pi Pico adalah mikrokontroler berbiaya rendah dan berkinerja tinggi yang dikembangkan oleh Raspberry Pi Foundation. Raspberry Pi Pico bekerja sebagai otak dari sebuah alat elektronik. Saat diberi daya, Pico mulai menjalankan program yang sudah ditanam di dalamnya. Ia bisa membaca data dari berbagai sensor, seperti sensor suhu, air, atau cahaya, melalui pin input yang tersedia. Data dari sensor ini kemudian diproses oleh chip utama di Pico. Setelah diproses, Pico akan memberi perintah ke perangkat lain sesuai program, misalnya menyalakan lampu, buzzer, atau menampilkan informasi di layar. Semua proses ini berjalan berulang-ulang secara otomatis selama alat dinyalakan. Dengan kata lain, Pico membaca data, memikirkan apa yang harus dilakukan, lalu bertindak sesuai perintah program.

Tegangan dan arus operasi yang direkomendasikan bedasarkan datasheet:

(Datasheet Raspberry PiPico: https://drive.google.com/file/d/1KYID3f1SOndoZRA17giMyn2zPrXKDhoX/view?usp=drive_link)

 

b.     STM32

STM32F103C8T6 bekerja sebagai otak dari sistem elektronik dengan mengendalikan dan memproses data dari berbagai input dan output. Mikrokontroler ini berbasis arsitektur ARM Cortex-M3 dan memiliki kecepatan hingga 72 MHz. Prinsip kerjanya dimulai saat daya diberikan, lalu mikrokontroler menjalankan program yang tersimpan di memori flash. Ia membaca data dari sensor melalui pin input (seperti ADC untuk sensor analog), memproses informasi tersebut berdasarkan logika yang diprogram, lalu memberikan perintah ke perangkat output seperti LED, LCD, atau buzzer melalui pin output. Dengan fitur seperti GPIO, ADC, UART, dan timer, STM32F103C8T6 mampu menjalankan berbagai fungsi dalam sistem tertanam secara efisien dan real-time.

Bedasarkan datasheet STM32f103C8 tegangan dan arus datasheet yang direkomendasikan adalah :

(Datasheet STM32: https://drive.google.com/file/d/19nuvm5qHnXj-KRu1y3dQYEkHu_FuBxea/view?usp=drive_link)

 

4.     Komunikasi

a.     Universal Asynchronous Receiver Transmitter (UART)


UART (Universal Asynchronous Receiver-Transmitter) adalah bagian perangkat keras komputer yang menerjemahkan antara bit-bit paralel data dan bit-bit serial. UART biasanya berupa sirkuit terintegrasi yang digunakan untuk komunikasi serial pada komputer atau port serial perangkat periperal.

 

 

Cara kerja komunikasi UART:

Data dikirimkan secara paralel dari data bus ke UART1. Pada UART1 ditambahkan start bit, parity bit, dan stop bit kemudian dimuat dalam satu paket data. Paket data ditransmisikan secara serial dari Tx UART1 ke Rx UART2. UART2 mengkonversikan data dan menghapus bit tambahan, kemudian ditransfer secara parallel ke data bus penerima.

 

b.     Serial Peripheral Interface (SPI)

Serial Peripheral Interface (SPI) merupakan salah satu mode komunikasi serial synchrounous kecepatan tinggi yang dimiliki oleh ATmega 328. Komunikasi SPI membutuhkan 3 jalur yaitu MOSI, MISO, dan SCK. Melalui komunikasi ini data dapat saling dikirimkan baik antara mikrokontroler maupun antara mikrokontroler dengan peripheral lain di luar mikrokontroler.

       MOSI : Master Output Slave Input artinya jika dikonfigurasi sebagai master maka pin MOSI sebagai output tetapi jika dikonfigurasi sebagai slave maka pin MOSI sebagai input.


       MISO : Master Input Slave Output artinya jika dikonfigurasi sebagai master maka pin MISO sebagai input tetapi jika dikonfigurasi sebagai slave maka pin MISO sebagai output.

       SCLK : Clock jika dikonfigurasi sebagai master maka pin CLK berlaku sebagai output tetapi jika dikonfigurasi sebagai slave maka pin CLK berlaku sebagai input.

       SS/CS : Slave Select / Chip Select adalah jalur master memilih slave mana yang akan dikirimkan data.


 

 

 

Cara kerja komunikasi SPI:

Sinyal clock dialirkan dari master ke slave yang berfungsi untuk sinkronisasi. Master dapat memilih slave mana yang akan dikirimkan data melalui slave select, kemudian data dikirimkan dari master ke slave melalui MOSI. Jika master butuh respon data maka slave akan mentransfer data ke master melalui MISO.

 

c.     Inter Integrated Circuit (I2C)

Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi serial dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun menerima data. Sistem I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya.



 

Cara kerja komunikasi I2C:

Pada I2C, data ditransfer dalam bentuk message yang terdiri dari kondisi start, Address Frame, R/W bit, ACK/NACK bit, Data Frame 1, Data Frame 2, dan kondisi Stop.

       Kondisi start dimana saat pada SDA beralih dari logika high ke low sebelum SCL.

       Kondisi stop dimana saat pada SDA beralih dari logika low ke high sebelum SCL.

       R/W bit berfungsi untuk menentukan apakah master mengirim data ke slave atau meminta data dari slave. (logika 0 = mengirim data ke slave, logika 1

= meminta data dari slave)

       ACK/NACK bit berfungsi sebagai pemberi kabar jika data frame ataupun address frame telah diterima receiver.

 

5.     Sensor

a.     Ultra Sonic Sensor (HC-SR04)

Ultrasonic Sensor HC-SR4, kami memilih menggunakan ultrasonic sensor HC-SR04 dikarenakan harganya yang lebih terjangkau dan lebih cocok untuk praktek tugas yang sederhana. Ultrasonic sensor nantinya akan mendeteksi ketinggian air di permukaan tanah.

Prinsip kerja sensor ultrasonik didasarkan pada penggunaan gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasonik) untuk mengukur jarak suatu objek. Sensor ini memiliki dua komponen utama: transmitter (pemancar) dan receiver (penerima). Transmitter memancarkan gelombang ultrasonik (biasanya sekitar 40 kHz) ke arah objek. Ketika gelombang tersebut mengenai objek, ia akan dipantulkan kembali dan diterima oleh receiver. Mikrokontroler kemudian menghitung waktu yang dibutuhkan sejak gelombang dipancarkan hingga diterima kembali (time of flight). Dengan menggunakan rumus kecepatan suara (jarak = kecepatan × waktu / 2), sensor dapat menghitung jarak antara sensor dan objek secara akurat. Sensor ini banyak digunakan untuk mendeteksi ketinggian air, menghindari rintangan, dan aplikasi pengukuran jarak lainnya.

 

(Datasheet HC-SR04 : https://drive.google.com/file/d/1xdBsHSNU3Gmi1mhzu38DLZzSIIf2RWez/view?usp=drive_link)

b.     Rain Sensor

Prinsip kerja dari sensor ini yaitu pada saat ada air hujan turun mengenai panel sensor maka akan terjadi proses elektrolisasi oleh air hujan. Dan karena air hujan termasuk dalam golongan cairan elektrolit yang dimana cairan tersebut akan menghantarkan arus listrik atau konduktor.

Pada sensor hujan ini terdapat ic komparator yang dimana output dari sensor ini dapat berupa logika high dan low. Serta pada modul sensor ini terdapat output yang berupa tegangan analog. Sensor ini dapat digunakan untuk memantau kondisi ada tidaknya hujan di lingkungan luar yang dimana output dari sensor ini dapat berupa sinyal analog maupun digital.

Alur tembaga pada pad sensor bertindak seperti potensiometer dimana resistansinya bervariasi berdasarkan jumlah air yang terdeteksi di permukaannya, Jika terdapat banyak air pada permukaan sensor maka nilai resistansi dari sensor akan semakin kecil. Disini konduktivitasnya akan meningkat maka terjadi perubahan nilai analog. Sedangkan jika sedikit air yang terdeteksi pada permukaan sensor maka konduktivitasnya buruk sehingga resistansinya meningkat.

(Datasheet Rain Sensor: https://drive.google.com/file/d/1enaiZK7kV5-CWt9hDE4UpvPx1xh72IcH/view?usp=drive_link)

c.     Touch Snesor

Touch sensor sebagai input digital disini akan berfungsi sebagai on/off pada sistem rangkaian yang kami buat.

Touch sensor kapasitif bekerja dengan mendeteksi perubahan kapasitansi yang terjadi ketika jari manusia mendekati atau menyentuh permukaan sensor. Sensor ini memiliki elektroda konduktif yang berfungsi sebagai salah satu sisi kapasitor. Jari manusia, yang bersifat konduktif karena mengandung air dan ion-elektrolit, dianggap sebagai sisi kapasitif lainnya. Ketika jari mendekat, terbentuk medan listrik antara jari dan elektroda, sehingga nilai kapasitansi meningkat. Perubahan ini kemudian diproses oleh rangkaian elektronik sebagai sinyal sentuhan. Sensor tidak memerlukan tekanan fisik, melainkan hanya keberadaan medan kapasitif dari jari untuk mendeteksi input.

·       Operating voltage 2.0V~5.5V

·       Operating current @VDD=3V, no load

·       At low power mode typical 1.5uA, maximum 3.0uA

·       The response time max 220mS at low power mode @VDD=3V

·       Sensitivity can adjust by the capacitance(0~50pF) outside

·       Stable touching detection of human body for replacing traditional direct switch key

·       Provides Low Power mode

·       Provides direct modetoggle mode by pad option(TOG pin) Q pin is CMOS output

(Datasheet Touch Sensor: https://drive.google.com/file/d/1Y1V3jqc0pkZjX5Q3oq9IBU9gkntkQHMW/view?usp=drive_link)

6.     LCD

LCD (Liquid-Crystal Display) atau Penampil Kristal Cair adalah layar panel datar atau perangkat optik elektronik termodulasi yang menggunakan sifat modulasi cahaya dari kristal cair (liquid crystal) yang dikombinasikan dengan polarizer.

Ketika tegangan listrik diberikan ke modul LCD 16x2, daya akan mengalir ke dua bagian utama: backlight LED dan sirkuit logika kontrol LCD. LED backlight (biasanya berwarna putih atau kuning) menyala terlebih dahulu, memberikan cahaya latar dari belakang lapisan kristal cair agar karakter yang tampil bisa terlihat jelas oleh mata. Cahaya dari backlight ini akan melewati lapisan polarizer pertama, kemudian menuju ke lapisan liquid crystal (LC) yang berada di antara dua lembaran kaca transparan yang dilapisi elektroda.

Kristal cair bersifat birefringent, artinya bisa memutar arah polarisasi cahaya tergantung tegangan listrik yang diterapkan. Ketika tidak ada tegangan pada segmen tertentu, kristal cair akan memutar polarisasi cahaya hingga cocok dengan arah polarizer kedua, sehingga cahaya dapat melewatinya dan tampak terang. Sebaliknya, saat tegangan diberikan ke elektroda tertentu (berkat sinyal dari mikrokontroler), kristal cair akan berubah orientasi dan tidak memutar cahaya, sehingga cahaya akan diblokir oleh polarizer kedua dan tampak sebagai karakter gelap di layar.

Sementara itu, sirkuit logika pada LCD menerima sinyal digital dari mikrokontroler, baik berupa perintah (command) maupun data karakter ASCII. Sinyal ini dikendalikan melalui pin RS, RW, dan E, atau melalui ekspander I2C jika menggunakan modul I2C. Data karakter kemudian dikirim ke controller HD44780 (atau sejenis), yang mengatur segmen elektroda mana yang diberi tegangan untuk menampilkan pola titik tertentu. Pola ini disesuaikan dengan matriks karakter 5x8 atau 5x10 piksel, yang sudah disimpan dalam ROM internal controller. Hasil akhirnya, karakter seperti huruf, angka, atau simbol akan muncul di layar berdasarkan tegangan yang mengatur rotasi kristal cair di tiap segmen.

Spesifikasi :

·       Format tampilan : 16 x 2 karakter

·       Pengontrol bawaan : ST 7066 (atau setara)

·       Siklus kerja : 1/16

·       5 x 8 titik termasuk kursor

·       Supply + 5 V (juga tersedia untuk + 3 V)

·       LED dapat digerakkan oleh pin 1, pin 2, pin 15, pin 16 atau A dan K

·       N.V. opsional untuk supply + 3 V

 

(Datasheet LCD : https://circuitdigest.com/article/16x2-lcd-display-module-pinout-datasheet)

7.     Buzzer

Buzzer adalah komponen elektronika yang digunakan untuk menghasilkan bunyi, biasanya sebagai alarm atau penanda dalam sistem elektronik. Ketika tegangan listrik diberikan ke buzzer, arus listrik akan mengalir ke dalam elemen piezoelektrik (untuk buzzer piezo) atau kumparan elektromagnetik (untuk buzzer magnetik). Pada buzzer piezoelektrik, arus listrik menyebabkan pelat piezoelektrik bergetar secara mekanis karena sifat bahan piezo yang berubah bentuk saat dikenai tegangan. Getaran ini menghasilkan gelombang suara yang dapat terdengar oleh telinga manusia. Sedangkan pada buzzer elektromagnetik, arus mengalir melalui kumparan magnetik, membentuk medan magnet yang menarik dan melepas diafragma logam secara berulang-ulang. Gerakan mekanis bolak-balik ini menciptakan getaran udara dan menghasilkan bunyi.

Buzzer bisa berupa aktif atau pasif. Buzzer aktif memiliki osilator internal, sehingga cukup diberi tegangan DC langsung (biasanya 3–12 volt), dan buzzer akan berbunyi sendiri. Sedangkan buzzer pasif memerlukan sinyal frekuensi dari mikrokontroler (PWM) agar bisa bergetar dan menghasilkan nada tertentu. Dalam aplikasi praktis, seperti sistem peringatan atau notifikasi, mikrokontroler akan mengatur waktu hidup-matinya buzzer, durasi bunyi, dan frekuensi (jika buzzer pasif), untuk mengeluarkan suara sesuai kebutuhan sistem.

Spesifikasi :

·       Nilai tegangan : 6V DC

·       Tegangan pengoperasian : 4 hingga 8V DC

·       Arus : ≤30mA

·       Keluaran suara pada 10cm : ≥85dB

·       Frekuensi resonansi : 2300 ±300Hz

·       Nada : Berkelanjutan

·       Suhu operasional : -25°C hingga +80°C

·       Suhu penyimpanan : -30°C hingga +85°C

·       Berat : 2g

(datasheet Buzzer: https://drive.google.com/file/d/1XY2lanETSwYN1Sd_I98U3STdKLCCz27k/view?usp=drive_link)

8.     LED

LED atau Light Emitting Diode adalah komponen semikonduktor yang memancarkan cahaya saat diberi tegangan maju (forward bias). Ketika tegangan positif diberikan pada anoda dan negatif pada katoda, arus listrik mulai mengalir dari anoda ke katoda melalui bahan semikonduktor di dalam LED. Di dalam struktur semikonduktor ini terdapat dua lapisan: lapisan tipe-p (kaya hole/muatan positif) dan tipe-n (kaya elektron). Saat arus mengalir, elektron dari lapisan tipe-n akan berpindah dan bergabung (rekombinasi) dengan hole di lapisan tipe-p. Proses rekombinasi ini melepaskan energi dalam bentuk foton, yaitu partikel cahaya, sehingga LED menyala. Warna cahaya yang dipancarkan bergantung pada jenis material semikonduktor yang digunakan, misalnya gallium arsenide untuk merah, gallium nitride untuk biru, dan sebagainya.

LED hanya bekerja jika diberi tegangan maju dan akan tidak menyala jika dipasang terbalik. Selain itu, karena LED termasuk komponen yang sensitif terhadap arus berlebih, biasanya dipasang resistor pembatas arus secara seri untuk mencegah kerusakan akibat kelebihan arus.

  • Tegangan Maju (Vf): 2.0 V typical @ 20 mA
  • Arus Maju (If): 20 mA typical
  • Tegangan reverse (Vr): 5 V max (tegangan balik harus dihindari)
  • Panjang gelombang cahaya (λ): sekitar 620–630 nm

(Datasheet LED: https://drive.google.com/file/d/10fvzKyo_1ueaaK4lpkxf6W0zoC9gQeH0/view?usp=drive_link)

 

9.     Jumper

Jumper adalah konektor kecil yang digunakan untuk menghubungkan dua pin pada papan sirkuit. Fungsi utamanya adalah mengatur konfigurasi, memilih mode kerja, atau menghubungkan komponen tanpa menyolder. Jumper yang digunakan adalah jumper male to male dan jumper male to female.

(Datasheet Jumper : https://drive.google.com/file/d/1p5R2wxxMbSpI_VZspuyNoRDBgt3oz1mv/view?usp=drive_link)

 

10.  Resistor

Resistor berfungsi membatasi arus listrik dalam rangkaian. Komponen ini penting untuk mencegah kerusakan pada LED, sensor, atau komponen lain yang sensitif terhadap arus tinggi.

(Datasheet Resistor : https://drive.google.com/file/d/1uNRK0Jn0BuRRQE1g0cRFLidZC6xJE_72/view?usp=drive_link)


5.Percobaan [kembali]

Pembahasan [kembali]
1) Langkah Kerja[kembali]

2) Gambar rangkaian [kembali] 

3) Prinsip Kerja [kembali] 

4) Lampiran [kembali] 

    >Flowchart [kembali] 

Blok Diagram
 




    >Listing Program [kembali] 


    >Video rangkaian [kembali] 

    >Downnload File [kembali]




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

     BAHAN PRESENTASI     MATA KULIAH ELEKTRONIKA 2022 Oleh Muhammad Farhan Pramasta 2210953033 DOSEN PENGAMPU DR. DARWISON, M.T. Referensi ...